Jumat, 27 Juli 2012

Rusuh Myanmar Singkirkan 80.000 Warga

Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) menghitung ada 80.000 warga yang terpaksa meninggalkan rumah mereka lantaran rusuh di utara Myanmar. Tindak kekerasan itu, tepatnya, terjadi di Rakhine, kata Juru Bicara UNHCR Andrej Mehecic di Geneva.

Dari jumlah itu, kata Mahecic sebagaimana warta Xinhua pada Jumat (27/7/2012), 30.000 di antaranya berstatus pengungsi. "Mereka sudah mendapat bantuan logistik," katanya sembari menambahkan kalau pemerintah Myanmar mulai membangun pos-pos penampungan pengungsi.

Sementara itu, Mahecic menaruh rasa prihatin lantaran tiga orang staf UNHCR setempat ditangkap di Rakhine. "Pelanggaran HAM masih terjadi di Rakhine," kata Komisioner UNHCR Navai Pillay.
Di Myanmar, pertikaian antara etnis Rakhine yang beragama Buddha dan etnis Rohingya yang beragama Islam dipicu oleh kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang perempuan Rakhine pada 28 Mei lalu. Sedikitnya, bakukekerasan itu sudah membunuh 78 orang.




Editor : Josephus Primus
www.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar