Rabu, 08 Agustus 2012

Tragedi Berdarah Balaesang Tanjung : Warga BalaesangTanjung Bantah Menggunakan Bom Molotov Dan Bom Ikan

Tragedi berdarah pada hari Rabu, 18 Juli 2012 perlahan – lahan mulai terkuak kepermukaan. Sejumlah pernyataan oleh pihak kepolisian di berbagai media, di duga tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

Sebab beberapa keterangan yang di peroleh tim investigasi dari Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Kemanusiaan Dan Anti Kekerasan terdapat beberapa perbedaan dan kejanggalan antara pernyataan pihak kepolisian di media dan keterangan dari sejumlah saksi mata di lapangan.

Dalam sejumlah keterangan yang di sampaikan pihak kepolisian ke beberapa media, menyatakan bahwa peristiwa pada hari Rabu 18 Juli 2012, polisi di hadang oleh sekelompok massa dengan melakukan tindakan melemparkan bom molotov dan menggunakan bom ikan.

Sabtu, 04 Agustus 2012

Kapolda Bungkam, Polisi Penembak Warga Masih Misterius

Sejak terjadinya aksi pro-kontra tambang yang menewaskan salah seorang warga Balaesang Tanjung bernama Masduddin atau Sando, Rabu (18/7) lalu, Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah belum menetapkan siapa oknum polisi penembak warga tersebut. 

Kepala Polisi Daerah Sulawesi Tengah, Brigjen Pol Dewa Parsana yang dihubungi via telepon genggam di Palu, Rabu (1/8) pekan lalu memilih bungkam dan tidak menjawab pertanyaan redaksi, mengenai siapa oknum polisi yang dijadikan tersangka terkait penembakan warga di Balaesang Tanjung. 

“Benar salahnya itu kegiatan polisi menunggu hasil sidang kode etik, menentukan benar tidaknya tindakan polisi.” Dewa Parsana, menjawab via sms kepada Koran ini. Sebelumnya Anggota Komnas HAM-RI, Ridha Soleh mengatakan, korban tewas bernama Masdudin alias Sando selama ini tidak pernah berurusan dengan rencana aktivitas pertambangan di Balaesang Tanjung tersebut. 

Jumat, 03 Agustus 2012

KONFLIK SURIAH: Jutaan Warga Butuh Bantuan Pangan

Sebanyak 3 juta warga Suriah memerlukan bantuan pangan, pertanian, dan ternak, terutama bagi para pengungsi dan mereka yang berada di kawasan konflik.

Menurut Badan PBB Bidang Pangan dan Pertanian (FAO), Kamis (2/8), mengutip sebuah survei yang dilakukan oleh PBB dan Pemerintah Suriah, data itu termasuk 1,5 juta warga Suriah yang memerlukan bantuan pangan mendesak dalam 3-6 bulan mendatang.

“Hampir 1 juta orang memerlukan bantuan pertanian dan ternak, seperti bibit, makanan untuk hewan, dan bahan bakar untuk memperbaiki mesin irigasi,” menurut laporan bersama FAO dan Badan PBB Urusan Pangan (WFP).