666
TIDUR ternyata dapat membuat seseorang
melewatkan begitu banyak hal seperti misalnya ujian di sekolah atau pun
masa liburan yang seharusnya dapat diisi dengan berbagai hal
menyenangkan. Hal ini dirasakan langsung oleh seorang remaja Inggris,
Stacey Comerford, yang mengidap Kleine Levin Syndrome.
Akibat mengidap Kleine Levin
Syndrome, Stacey kabarnya dapat menghabiskan waktu satu bulan untuk
sekali tertidur. Bahkan sang ibu, Bernie Richards menuturkan, waktu
tidur Stacey kadang bisa mencapai dua bulan.
"Sindrom itu bisa menyerang setiap saat. Selama ini waktu tidur terlama Stacey adalah dua bulan," ungkap Bernie, seperti dikutip oleh Mirror, Kamis, (14/6).
"Sindrom itu bisa menyerang setiap saat. Selama ini waktu tidur terlama Stacey adalah dua bulan," ungkap Bernie, seperti dikutip oleh Mirror, Kamis, (14/6).
"Saya pernah menemukannya tertidur di lantai dapur. Pernah suatu waktu saya mendapatinya tengah berjalan ke kamar mandi atau ketika dia tengah mengambil minuman. Namun, itu dilakukannya sambil memejamkan mata. Ketika terbangun dia tidak merasa aneh. Stacey tidak tahu sama sekali apa yang dia alami," jelas Bernie.
Lelah
Stacey telah menderita Kleine Levin Syndrome sejak satu tahun lalu. Namun kepastian atas vonis ini baru dijatuhkan pada Maret lalu. "Stacey merasa lelah sepanjang waktu. Dia tidak bisa berkonsentrasi dengan sekolahnya. Pikirannya kosong dan ia tidur selama berminggu-minggu," ujar Bernie.
Ternyata Stacey bukanlah satu-satunya remaja Inggris yang mengidap Kleine Levin Syndrome. Seorang remaja asal Sheffield, Inggris, Mitchell Baldwin pun dilaporkan mengidap kelainan sama seperti yang diderita Stacey.
Meski tidak memiliki waktu tidur selama Stacey, namun polanya yang dia slami keduanya sama. Mitchell dikabarkan hanya menghabiskan waktu selama 22 jam untuk tidur.
"Ini membuat saya frustrasi. Saya melewatkan banyak hal dalam hidup ini," keluh Mitchell.
Kleine Levin Syndrome yang juhs dikenal dengan sebutan Sleeping Beauty Syndrome adalah penyakit langka di dunia. Dari miliaran penduduk bumi hanya sekira 1.000 orang saja yang menderita kelainan ini. (ozc/bh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar