Sabtu, 02 Juni 2012

Pak Presiden Bagaimana Nasib Kami ?


Muh Farid Anshori

Mungkin pertanyaan tersebut yang mungkin terlintas di benak para penerus bangsa yang masih berwajah polos, tetapi sudah merasakan getir pahitnya kehidupan yang sebenarnya. Anak Jalanan. Ya, para masyarakat menyebut mereka anak jalanan. Mendengar status predikat yang mereka sandang saja banyak pemikiran negative tentang mereka. memang sebagian hidup mereka di habiskan di jalan. Entah itu tidur, makan, bertempat tinggal dan bahkan membangun masa depan mereka. Bukan mau mereka seperti itu, tetapi keadaan yang menyeret mereka untuk menjalani kehidupan yang tidak jelas masa depannya. Mereka hanya tau mencari uang, kenyang dan dapat melanjutkan hidup esok hari. Mereka tidak mendapatkan kehidupan yang selayaknya. Yang semestinya mereka rasakan seperi anak-anak lain. Mendapat pendidikan, pengayoman, bahkan gizi yang mencukupi.


Banyak hal yang dilakukan oleh anak jalanan dalam mencari uang. Dari bekerja menjadi copet, pengamen sampai loper Koran mereka lakukan. Tetapi terkadang oknum yang jahat dan tidak bertanggung jawab memanfaatkan mereka untuk mengeruk keringat para anak-anak ini. Terkadang, mereka mencari uang dengan susah payah seharian. Itu pun masih harus di setorkan ke bos mereka yang sengaja mempekerjakan mereka. Mereka hanya mendapat sedikit bagian dari hasil uang yang mereka cari. Memang tragis nasib mereka.

Banyak hak-hak para anak jalanan ini yang tidak terpenuhi. Oleh pemerintah, bahkan oleh orang tua mereka sendiri. Di masa emas yang seharusnya mereka gunakan untuk berkembang, bermimpi dan bercita-cita. Tetapi mereka pergunakan untuk mencari uang dan menanggung beban kehidupan dunia yang semestinya ditanggung oleh orang tua merekan dan pemerintah. Tidak mengherankan, banyak anak jalanan yang terjerumus ke dalam dunia kriminalitas. Banyak anak-anak yang dibawah umur dewasa yang sudah merasakan narkoba, minuman beralkohol, dan sebagainya. Apabila mereka ditanya, mengapa mereka melakukan itu semua, mereka hanya menjawab, untuk melupakan masalah hidup. Salah siapa sebenarnya. Salah para orang tua mereka, yang seharusnya memberi mereka hidup yang lebih layak. Atau salah pemerintah, yang seharusnya memeberikan pendidikan dan kesejahteraan.

Sebenarnya masih banyak permasalahan para anak jalanan yang mereka hadapi. Bahkan sangat kompleks dan rumit.Dari ancaman dari jalanan sampai dengan depresi yang mungkin mereka alami karena hal tersebut. Tetapi mau bagaimana lagi. Mereka tidak punya banyak pilihan. Mereka menjadikan jalanan sebagai bagian dari mereka, menjadi komunitas bahkan keluarga mereka. Entah seberapaburuk rasanya menghadapi hal tersebut. Dan mereka menjalani itu semua. Mereka bertahan dengan keadaan yang serba terpaksa. Mereka pun punya cita-cita, punya kemauan. Tetapi mereka tidak ada kesempatan. Sampai dengan saat ini, nasib mereka pun belum ada penyeselaian yang jelas.


Memang, mereka banyak yang tidak merasakan duduk di bangku pendidikan. Bahkan membaca dan menulis pun masih tersendat-sendat. Tetapi jangan ditanya tentang kekreatifan mereka. Justru anak jalananlah yang lebih diunggulkulkan dalam hal kreatifitasannya. Terutama dibidang musik. Sehari-hari mereka mengamen untuk mendapatkan uang makan sehari-hari. Tetapi mereka tidak sembarang memainkan alat music dan bernyanyi. Mereka bisa memainkan alat musik yang mereka gunakan dengan piawai. Bahkan ada juga yang sampai kedunia industri hiburan, karena tertolong dengan sedikit keberuntungan. Kita sebagai generasi muda yang sedikit mempunyai keberuntungan, harus membantu bagaimana menyelesaikan masalah anak-anak jalanan. Agar tidak ada lagi yang terbelakang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar