Sabtu, 26 Mei 2012

Si Miskin Bercerita tentang Penderitaan



Oleh : Hermanto | 20-Mei-2012, 23:39:25 WIB

KabarIndonesia - Nusantara bercerita tentang kehidupan yang lara, dikota orang berpesta pora, dikampung orang menderita, Kesenjangan sosial ekonomi di Nusantara ini masih saja terjadi, bila sebait lirik lagu menyebutkan, “yang kaya makin kaya, yang miskin makin mskin” ternyata masih terhalang “tikus-tikus got yang menggrogot”.

Betapa terharu, simiskin menepuk dada manakala berbagai media bercerita tentang korupsi, bahkan hampir setiap hari informasi selalu dihiasi dengan kasus korupsi, seakan-akan tiada hari tanpa korupsi. Bukan fiktip dan bukan pula fitnah, koruptor kini telah menjalar dari aparatur Negara tingkat pusat sampai ke pelosok pedesaan. Boleh mengukir kata mejemuk “jabatan dipakai kesempatan, pangkat digunakan khianat, dan posisi dipakai korupsi”.


Hidup mewah, tak perduli orang lain sedang susah. Gedung megah tak melirik simiskin sedang gelisah, makan di restoran, tak merasakan simiskin kelaparan. koruptor makan di restoran, simiskin makan di kuburan, koruptor tidur di hotel simiskin tidur di pintu air, Kehidupannya elit tak merasakan simiskin sedang menjerit. Bukanlah sebuah persoalan seandainya rezeki yang di peroleh hasil yang logis namun betapa kejinya bila rezeki tersebut hasil dari cara merampok uang rakyat.

Korupsi identik dengan “penyakit serakah”, atau sama dengan “penyakit tumor ganas”. Banyak pakar dunia yang memiliki skill mengatasi penyakit tumor hari ini tuntas, besok tumbuh lagi Begitu pula karakter korupsi Seluas apapun rumah tahanan pasti terisi oleh para koruptor.

Barangkali para koruptor masih mendengar dan melihat, kondisi si fakir miskin di plosok Kabupaten Indramayu, lalu mereka tersentuh hatinya dan sadar diri bila meraka mencari uang dengan mudah dan untung, dengan sekali kedip puluhan juta, atau ratusan juta, bahkan milyaran. Lain halnya dengan si miskin di ujung sana, mengenal uang hanya sebatas puluhan ribu atau ribuan rupiah. Boleh dibilang setumpuk apa uang satu juta rupiah itu?, Mereka sama sekali tidak mengenal uang puluhan juta, apalagi milyaran. Mereka kenal hanya namanya saja. Hanya dalam mimpi kami mengantong uang puluhan juta,” ujar nenek SR di kampung ujung kota mangga Desa Jambak Kecamatan Cikedung demikian pula dituturkan wa WG..

Baik keluarga nenek SR maupun keluarga wa DG, termenung lesu manakala ada berita Jambak mendapat bantuan dari pemerintah, yang menerima sebagian besar orang Kaya, demikian jeritan si miskin di kampung Jambak sangat memilukan. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar