JAKARTA. ExxonMobil Oil Indonesia berencana untuk melepas kepemilikan sahamnya di beberapa wilayah blok dan lapangan yang mereka operasikan.
Erwin Maryoto, VP Public and Government Affair mengatakan, setidaknya
ada empat blok yang akan dilepas kepemilikannya itu. Tiga diantaranya
dilakukan dengan cara farm out dan satu diantaranya dikembalikan kepada pemerintah.
Sayangnya, ExxonMobil masih belum mau berbagi informasi berapa jumlah saham yang akan dilepasnya itu. “Kami mau farm out,
tujuannya untuk membagi risiko laut dalam. Kami mau jual tetapi tidak
semua," kata Erwin di sela-sela acara pameran Indonesia Petroleum
Association (IPA), Rabu (23/5).
Adapun blok yang akan dilepas sahamnya itu adalah; blok Surumana
(Selat Makassar), blok Mandar (Laut Sulawesi), blok Cendrawasih (Papua
Nugini), blok Gunting (Jawa Timur). "Untuk blok Gunting akan
dikembalikan kepada pemerintah, karena kami merasa kurang baik ketika seismic dan masalah sosial banyak," ujar Erwin.
Gangguan sosial di blok Gunting itu terdiri dari penolakan masyarakat
setempat. Modus gangguan terjadi karena berbagai sebab, mulai dari
bersifat massal seperti demo, blokade atau penutupan akses sampai ke
pencurian dan perusakan.
Blok Gunting mencakup wilayah seluas 1.645 kilometer persegi (km2)
dan berlokasi di daratan dan lepas-pantai Jawa Timur. Selama tiga tahun
pertama, program kerja Blok Gunting termasuk kajian seismik 2-dimensi
sepanjang 400 km dan kajian geologis sepanjang 400 kilometer.
Di blok Surumana, ExxonMobil memiliki kepemilikan sebesar 80% sebagai
operator. Sedangkan sisanya sebesar 20% dimiliki oleh Petronas. Dengan
kedalaman air yang berkisar lebih dari 2.300 meter, menjadikan kegiatan
eksplorasi blok laut dalam ini penuh tantangan.
Kemudian di blok Mandar, ExxonMobil memiliki kepemilikan 100%. Di
blok Mandar, ExxonMobil sudah melakukan survei seismik dan pemboran di
tiga sumur. Sayangnya, perusahaan tidak menemukan kandungan hidrokarbon.
"Masih eksplorasi tapi hasilnya kurang memuaskan," kata Erwin.
Sementara itu, di blok Cendrawasih, ExxonMobil berafiliasi dengan
Black Gold Energy untuk mengelola Blok Cendrawasih di lepas pantai
Papua. Blok Cendrawasih mencakup area seluas 4.991 kilometer (km)
persegi.
ExxonMobil sebagai operator dengan kepemilikan saham 55% sementara
sisanya dikuasai Black Gold Energy, yang merupakan afiliasi Niko
Resources Ltd, perusahaan migas yang berbasis di Calgary, Kanada dan
saat ini menguasai 20 blok migas di Tanah Air.
Saat ini, ExxonMobil Indonesia mengoperasikan delapan blok migas dan coal bed methane
(cbm). Delapan blok tersebut diantaranya adalah blok Aceh, blok Cepu,
blok Gunting, blok Mandar, blok Surumana, blok Natuna D-Alpha, dan blok
Cendrawasih.
Oleh Fitri Nur Arifenie
Sumber : www: industri.kontan.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar