Senin, 11 Juni 2012

OPM Bantah Dalangi Penembakan

666

JAYAPURA (Lampost.Com): Kepala Badan Intelijen Nasional (KaBIN), Letjen TNI Marciano Norman, menuding kelompok separatis Papua, OPM, berada di balik rentetan aksi penembakan di Jayapura, Papua. Panglima Tentara Pembebasan Nasional (TPN)-OPM Papua Barat, Lambert Peukikir, membantah pernyataan tersebut.

"Secara nyata secara riil OPM menyatakan sikap menolak dan sudah disampaiakan ke semua pihak, OPM sendiri menolak sikap penembakan yang ada di Jayapura dari penembakan warga Jerman sampai dengan malam tadi," kata Lambert, Senin (11/6/2012).

Menurutnya, pihaknya saat ini memfokuskan diri untuk persiapan peringatan HUT OPM yang jatuh tanggal 1 Juli 2012.

"OPM sendiri telah memberikan pemberitahuan ke semua pihak Indonesia baik militernya, bahwa OPM akan melakukan kegiatan aksi pengibaran bendera pada tanggal 1 Juli 2012," terang pejabat OPM yang menguasai perbatasan Papua dengan New Guinea ini.

"OPM yang saat ini ada di markas-markas di hutan Papua sedang melakukan persiapan pengibaran bendera tanggal 1 Juli sampai 3 juli 2012, 3 hari berturut-turut," tegas Lambert.

Dia menuding, aksi penembakan yang saat ini marak terjadi di Ibu Kota Papua, Jayapura, adalah untuk menggagalkan peringatan HUT OPM.

"Salah satunya adalah itu, kami melihat OPM sebagai kumpulan ketakutan Pemerintah Indonesia. Peristiwa penembakan indikasinya menggagalkan proses pengibaran bendera OPM selama 3 hari," ujarnya.

Lambert menambahkan, pihaknya mensinyalir ada kekuatan besar dalam insiden teror penembakan di Jayapura. Indikasi tersebut terlihat dari tidak adanya kasus yang diungkap kepolisian dari penembakan di Jayapura, padahal sebelumnya polisi mengaku sudah mengantungi identitas pelaku berdasarkan nomor mobil yang digunakan pelaku penembakan WN Jerman beberapa waktu lalu.

"Ada kepentingan besar dibalik insiden penembakan ini, dan polisi harus berani mengungkap itu," pintanya.

Sementara itu, Lambert juga menuding ada kelompok terlatih yang berdiri di belakang rentetan penembakan.

"Dari beberapa kasus penembakan, melihat taktik penembakannya dilakukan orang-orang terlatih," katanya. (DTC/U-4)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar