Jumat, 25 Mei 2012

Bolivia Tawarkan Indonesia Kelola Blok Migas


Jakarta (ANTARA) - Perusahaan minyak dan gas bumi pemerintah Bolicia, Yacimientos Petrol feros Fiscales Bolivianos (YPFB) menawarkan kepada Pertamina dan investor Indonesia lainnya untuk mengelola kekayaan sejumlah blok migas di negara Amerika Selatan tersebut.

Saat ini Bolivia punya 15 ladang migas yang telah teruji yang terbagi dalam lima blok migas super besar. Selain itu, ada 49 blok migas lain yang masih dalam tahap eksplorasi, kata Chairman dan Direktur Utama(Dirut) YPFB Refinacion SA, Roberto Cuadros Arenas dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat.
Menurut Roberto Arenas, pihaknya ingin memperkenalkan kepada perusahaan-perusahaan migas yang ada di Indonesia tentang potensi dan keuntungan berinvestasi di negara ini.



Ke-15 ladang migas yang ditawarkan berpotensi mengandung gas sebanyak 13 triliun kaki kubik (TCF) dan 900 juta barel minyak. Sementara untuk seluruh 64 blok berpotensi menghasilkan gas sebanyak 60 triliun kaki kubik (TCF) dan 250 miliar barel minyak.

Ia mengatakan YPFB ingin membangun kerja sama khusus dengan Pertamina.
"Bolivia memandang Pertamina sebagai sebuah institusi terpercaya. YPFB secara khusus datang ke Pertamina untuk membangun sebuah hubungan investasi," kata Roberto Arenas.

YPFB tertarik membangun kerja sama dengan Pertamina. Yang diharapkan dengan pertamina adalah partisipasi eksplorasi dan produksi di Bolivia. Namun Pertamina dipersilahkan melakukan studi kelayakan terlebih dulu untuk partisipasi eksplorasi dan produksi di Bolivia.

Ia menjelaskan bahwa kontrak investasi migas di Bolivia berdurasi 40 tahun, memiliki tingkat keamanan yang sangat tinggi dan kepastian hukum yang sangat bagus. "Bolivia sudah memiliki pasar-pasar hasil migas yang besar dan dekat yakni Brazil dan Argentina," ungkapnya.


Roberto Arenas mengatakan partisipasi pihaknya dalam acara konferensi Indonesian Petroleum Association (IPA) ke-36 di Jakarta kali ini juga dalam rangka menarik investasi ke Bolivia. "Mengundang investor (Indonesia) baik pribadi maupun perusahaan untuk investasi migas di Bolivia."


YPFB datang ke Indonesia juga ingin membangun relasi dengan regulator migas di Indonesia seperti Ditjen Migas dan BP Migas. YPFB merupakan perusahaan induk milik pemerintah Bolivia. Bidang usahanya mencakup kegiatan eksplorasi dan produksi migas, transportasi dan hilir (downstream) termasuk refinasi.
Model kontrak migas Bolivia mirip dengan pola kontrak di Indonesia, yakni pola bagi hasil 82:18. Namun partisipasi YPFB memiliki saham minimal 51 persen di setiap perusahaan migas yang beroperasi di Bolivia.(rr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar