666
Sebelumnya, pada Kamis (21/6/2012), sebuah kapal yang mengangkut 204
orang terbalik di perairan antara Jawa Timur dengan Christmas Island,
Australia. Ratusan Penumpang kapal itu berhasil diselamatkan, namun
banyak pula yang masih hilang dan tidak diketahui nasibnya. Penumpang
kapal itu diperkirakan berasal dari Sri Lanka yang hendak mencari suaka
di Australia.
Seorang pakar pertahanan dan maritim dari Australia
menilai banyaknya korban yang belum ditemukan itu diakibatkan minimnya
kemampuan tim SAR Indonesia dalam mencari korban.
“Kalau saja
mereka mempunyai kemampuan untuk pergi ke lokasi dan melakukan
pencarian, mereka pasti bisa berhasil menemukan korban yang hilang,”
ujar Derek Woolner, dari the Strategic and Defence Studies Centre,
Australian National University, sebagaimana dikutip The Age, Sabtu (23/6/2012).
“Kita
mungkin salah telah menaruh harapan terlalu tinggi kepada Indonesia,”
tegas mantan penasihat pemerintahan federal untuk masalah pertahanan dan
luar negeri itu.
Pemerintah Australia juga dinilai lamban
merespons peristiwa itu dan malah meminta bantuan kepada Indonesia,
bukannya mengirim tim penyelamat langsung. Padahal, pemerintah Australia
tahu persis Indonesia tidak mempunyai peralatan yang memadai. “Kita
seharusnya cepat tanggap dan menawarkan bantuan kepada Indonesia,”
tegasnya.
Sebagaimana diberitakan, saat peristiwa itu terjadi,
pihak Angkatan Laut Australia langsung mengirimkan kapal ke lokasi.
Mereka juga mengontak pihak Basarnas Indonesia yang juga langsung
mengirimkan dua buah kapal. Australia berdalih, perahu itu berada di
wilayah penyelamatan Indonesia, sehingga meminta Basarnas untuk turun
tangan. [tjs]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar