Sabtu, 09 Juni 2012

Over Fishing Gerus Perikanan Tangkap

Produktivitas perikanan tangkap Indonesia ternyata makin menurun. Itu akibat penangkapan berlebihan atau over fishing.

"Kondisi perikanan tangkap kita berbanding terbalik dengan perikanan budidaya yang mengalami perkembangan cukup cepat," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Syarif C Sutardjo mengungkapkan hal tersebut saat membuka Indonesian Aquaculture-Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (IndoAqua-FITA) 2012 di Hotel Aryaduta, Jumat, 8 Juni yang diikuti industri perikanan dari 33 provinsi.

Dia mengatakan, IndoAqua-Fita 2012, merupakan momentum penting bagi pemerintah, peneliti, perekayasa, masyarakat pembudidaya, dan pelaku usaha untuk dapat lebih meningkatkan kinerja mereka di bidang perikanan budidaya. "Perikanan tangkap kita sedang menurun. Diharapkan melalui kegiatan ini kita bisa kembali memacunya," kata Syarif.

Dia menjelaskan, budidaya laut Indonesia memiliki potensi 12.545.072 hektare. Dari potensi itu, baru sekira 117.649 ha yang digarap. Karena itu dia menargetkan tahun 2014 nanti, bisa menghasilkan produksi ikan sebesar 16,89 juta ton untuk perikanan budidaya atau naik 353 persen dari produksi tahun 2009 yang mencapai 4,78 juta ton.

"Kita telah melakukan revitalisasi di Pantai Utara (Pantura, red) Pulau Jawa. Ada 20 ribu hektare yang disentuh perbaikan saluran primer. Sementara di Sulsel ada penebaran benih rajungan di Takalar sebanyak 1 juta ekor," beber Syarif.

Selain membuka IndoAqua-Fita 2012 secara resmi, Syarif juga meluncurkan berbagai varietas unggul. Diantaranya ikan torsono, ikan nila sultana, nila srikandi, dan ikan nila nirwana 2.

Ajang tahunan yang diselenggarakan KKP ini pertama kali diselenggarakan pada 2006. Makassar menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya tahun ini.

IndoAqua-Fita 2012 meliputi berbagai kegiatan. Di antaranya seminar, pameran, temu bisnis, dan diskusi yang menyajikan teknologi terkini di bidang perikanan budidaya dan Bidang Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) yang dihasilkan oleh berbagai sumber, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Ketua panitia IndoAqua-Fita 2012, Slamet Subiakto, yang juga Direktur Jenderal/Dirjen Perikanan Budidaya KKP, mengatakan, pameran diikuti 70 instansi dari berbagai sektor seperti peneliti, badan litbang, dan perusahaan di bidang budidaya ikan.

Sementara itu sebagai tuan rumah, Sulsel tercatat sebagai salah satu provinsi dengan kontribusi perikanan budidaya yang terbesar di Indonesia. Produksi rumput laut dan udang windu Sulsel adalah yang terbesar di Indonesia.

Demikian pula garam. "Produksi garam Sulsel adalah 157.000 ton dan hanya dipakai 24.000 ton untuk konsumsi lokal," demikian Wakil Gubernur Agus Arifin Nu'mang saat memberikan sambutan.

Khusus hasil perikanan budidaya, Sulawesi Selatan berkontribusi sebanyak 30 persen produksi nasional yang mencapai sekira 6,2 juta ton. (aci/upi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar